Seni lukis
Seni lukis adalah cabang seni rupa yang paling tua. Seni lukis merupakan induk dari semua cabang seni dalam seni rupa.
Sejarah seni lukis dibagi dalam beberapa tahapan menurut waktunya.
Zaman prasejarah
Secara teknis seni lukis adalah sebuah gambar. Sejak ribuan tahun silam nenek moyang kita telah mulai membuat gambar pads dinding-dinding goa dengan materi yang sangat sederhana seperti arang, kapur, dedaunan, dan darah hewan. Salah satu teknik yang terkenal adalah menempelkan tangan ke dinding goa lalu menyemburnya dengan kunyahan daun, darah hewan ataupun batuan mineral yang berwarna-warni sehingga membentuk gambar tangan yang berwarna-warni yang masih bisa kita lihat sampai sekarang.
Karya purbakala lainnya adalah gambar manusia, hewan, dan obyek alam seperti pohon, gunung dan sungai.
Semua gambar tersebut dipengaruhi oleh tempat dimana mereka tinggal ataupun kegiatan yang telah mereka lakukan. Misalnya, seorang manusia yang tinggal didalam goa yang disekitar goa terdapat sungai, dan mereka berburu ikan lalu menyantapnya dengan cara dibakar. Setelah itu arang sisa pembakaran digunakan sebagai alat lukis untuk menggambar sebuah ikan yang tadi mereka dapatkan.
Bentuk objek yang digambar tentu tidak serupa dengan obyek aslinya, inilah yang disebut citra. Pencitraan dipengaruhi oleh apa yang dilihat dan yang ingin disampaikan sang pelukis melalui lukisannya. Contohnya seorang pelukis menggambar seekor gajah dan dalam gambar tersebut terlihat bentuk gading yang lebih besar dari badan gajah tersebut. Dalam pemahaman sang pelukis ingin menyampaikan kalau gading gajah adalah kekuatan terbesar yang dimiliki gajah.
Semua gambar-gambar sederhana yang berada dalam goa-goa tempat tinggal manusia prasejarah tersebut lama-kelamaan terus berkembang menjadi gambar simbol yang satu sama lain saling berhubungan dan mempunyai arti. Dari simbol-simbol tersebutlah huruf tercipta, karena pada prinsipnya huruf adalah sebuah simbol yang dibakukan.
Pada sisi yang lain terdapat manusia prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk melukis dibandingkan dengan mencari makan. Manusia inilah seniman-seniman yang pertama di muka bumi. Mereka terus mengembangkan gambar-gambar mereka hingga mereka dapat menyimpulkan bahwa titik, garis dan bidang tertentu dapat diatur sedemikian rupa menjadi sebuah lukisan yang indah. Merekapun mulai menemukan cita-rasa keindahan oleh hal yang terus-menerus mereka lakukan sampai mereka menjadi ahli.
Zaman klasik
Seni lukis zaman klasik difungsikan untuk tujuan mistisme(akibat dari adanya perkembangan agama) dan propaganda( sebagai contoh graffiti di reruntuhan kota Pompei).
Di zaman ini lukisan dibuat semirip mungkin dengan objek aslinya karena pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan. Karena mereka menganggap seni lukis mampu mengkomunikasikan lebih baik dibandingkan dengan kata-kata banyak hal. Mereka juga melukis dengan semirip mungkin karena merekan telah memulai untuk hidup menetap dan baginya perlu untuk memperindah tempat tinggal mereka.
Zaman pertengahan.
Kuatnya pengaruh agama dalam zaman ini membuat seni lukis makin menjauh dari pengaruh ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan pada zaman ini dianggap sebagai sihir yang mampu menjauhkan mereka dari Tuhan mereka. Karena itulah karya lukis pada zamam ini tidak sejalan dengan realistis.
Kebanyakan lukisan pada zaman ini berupa simbolisme, bukan realisme. Karena itu sangat jarang didapat lukisan yang bagus di zaman ini.
Beberapa agama bahkan melarang untuk menggambar obyek hidup seperti hewan dan manusia. Karena itulah banyak dari seniman pada zaman ini terdorong untuk melukis abstrakisme yaitu pemisahan bentuk nyata dari sebuah benda sehingga didapat gambar yang takberaturan.
Sebagai akibat dari pemisahan ilmu pengetahuan dari kebudayaan manusia maka perkembangan seni lukis dalam zaman ini mengalami perlambatan hingga masuk zaman renassiance.
Zaman Renassiance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ahli sains dan kebudayaan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang.
Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa.
Seni Rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki.
Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
1. Tomassi
2. Donatello
3. Leonardo da Vinci
4. Michaelangelo
5. Raphael
Art Nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin.
Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.
Seni lukis adalah cabang seni rupa yang paling tua. Seni lukis merupakan induk dari semua cabang seni dalam seni rupa.
Sejarah seni lukis dibagi dalam beberapa tahapan menurut waktunya.
Zaman prasejarah
Secara teknis seni lukis adalah sebuah gambar. Sejak ribuan tahun silam nenek moyang kita telah mulai membuat gambar pads dinding-dinding goa dengan materi yang sangat sederhana seperti arang, kapur, dedaunan, dan darah hewan. Salah satu teknik yang terkenal adalah menempelkan tangan ke dinding goa lalu menyemburnya dengan kunyahan daun, darah hewan ataupun batuan mineral yang berwarna-warni sehingga membentuk gambar tangan yang berwarna-warni yang masih bisa kita lihat sampai sekarang.
Karya purbakala lainnya adalah gambar manusia, hewan, dan obyek alam seperti pohon, gunung dan sungai.
Semua gambar tersebut dipengaruhi oleh tempat dimana mereka tinggal ataupun kegiatan yang telah mereka lakukan. Misalnya, seorang manusia yang tinggal didalam goa yang disekitar goa terdapat sungai, dan mereka berburu ikan lalu menyantapnya dengan cara dibakar. Setelah itu arang sisa pembakaran digunakan sebagai alat lukis untuk menggambar sebuah ikan yang tadi mereka dapatkan.
Bentuk objek yang digambar tentu tidak serupa dengan obyek aslinya, inilah yang disebut citra. Pencitraan dipengaruhi oleh apa yang dilihat dan yang ingin disampaikan sang pelukis melalui lukisannya. Contohnya seorang pelukis menggambar seekor gajah dan dalam gambar tersebut terlihat bentuk gading yang lebih besar dari badan gajah tersebut. Dalam pemahaman sang pelukis ingin menyampaikan kalau gading gajah adalah kekuatan terbesar yang dimiliki gajah.
Semua gambar-gambar sederhana yang berada dalam goa-goa tempat tinggal manusia prasejarah tersebut lama-kelamaan terus berkembang menjadi gambar simbol yang satu sama lain saling berhubungan dan mempunyai arti. Dari simbol-simbol tersebutlah huruf tercipta, karena pada prinsipnya huruf adalah sebuah simbol yang dibakukan.
Pada sisi yang lain terdapat manusia prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk melukis dibandingkan dengan mencari makan. Manusia inilah seniman-seniman yang pertama di muka bumi. Mereka terus mengembangkan gambar-gambar mereka hingga mereka dapat menyimpulkan bahwa titik, garis dan bidang tertentu dapat diatur sedemikian rupa menjadi sebuah lukisan yang indah. Merekapun mulai menemukan cita-rasa keindahan oleh hal yang terus-menerus mereka lakukan sampai mereka menjadi ahli.
Zaman klasik
Seni lukis zaman klasik difungsikan untuk tujuan mistisme(akibat dari adanya perkembangan agama) dan propaganda( sebagai contoh graffiti di reruntuhan kota Pompei).
Di zaman ini lukisan dibuat semirip mungkin dengan objek aslinya karena pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan. Karena mereka menganggap seni lukis mampu mengkomunikasikan lebih baik dibandingkan dengan kata-kata banyak hal. Mereka juga melukis dengan semirip mungkin karena merekan telah memulai untuk hidup menetap dan baginya perlu untuk memperindah tempat tinggal mereka.
Zaman pertengahan.
Kuatnya pengaruh agama dalam zaman ini membuat seni lukis makin menjauh dari pengaruh ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan pada zaman ini dianggap sebagai sihir yang mampu menjauhkan mereka dari Tuhan mereka. Karena itulah karya lukis pada zamam ini tidak sejalan dengan realistis.
Kebanyakan lukisan pada zaman ini berupa simbolisme, bukan realisme. Karena itu sangat jarang didapat lukisan yang bagus di zaman ini.
Beberapa agama bahkan melarang untuk menggambar obyek hidup seperti hewan dan manusia. Karena itulah banyak dari seniman pada zaman ini terdorong untuk melukis abstrakisme yaitu pemisahan bentuk nyata dari sebuah benda sehingga didapat gambar yang takberaturan.
Sebagai akibat dari pemisahan ilmu pengetahuan dari kebudayaan manusia maka perkembangan seni lukis dalam zaman ini mengalami perlambatan hingga masuk zaman renassiance.
Zaman Renassiance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ahli sains dan kebudayaan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang.
Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa.
Seni Rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki.
Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
1. Tomassi
2. Donatello
3. Leonardo da Vinci
4. Michaelangelo
5. Raphael
Art Nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin.
Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.
terimakasih untuk sejarahnya suka deh baca blognya
ReplyDeletestamp alfamart
nice info nice blog makasih
ReplyDeleteaxis com